Jumat, 18 Januari 2013

Sony Punya Rekor Bagus Hadapi Tago

KUALA LUMPUR - Sony Dwi Kuncoro terus menunjukkan performa menawan di ajang Malaysia Open Super Series 2013. Usai melewati hadangan Sho Sasaki, kini Sony ditantang wakil Jepang lainnya, Kenichi Tago di semifinal.

Sony perlahan mulai menemukan kembali bentuk permainan terbaiknya. Sempat dibekap cedera pinggang yang membuat posisinya melorot ke urutan 100 dunia, pebulutangkis asal Surabaya ini kini sudah menempati ranking 5 dunia –mengungguli Simon Santoso.

Di ajang Malaysia Open Super Series kali ini dia terus menunjukkan grafik meningkat dengan sukses menembus semifinal. Pada laga nanti, Sony akan berhadapan dengan Kenichi Tago.

Menghadapi Tago, Sony punya peluang cukup besar untuk menang. Pasalnya, pebulutangkis 28 tahun ini memiliki rekor mentereng. Dari total tiga pertemuan, selalu mampu menundukkan Tago yang kini menempati peringkat delapan dunia.

Pertemuan terakhir Sony kontra Tago terjadi pada 2009 silam di ajang Sudirman Cup. Kala itu, Sony menang dua game langsung, 21-17 dan 21-16.

Menyikapi rekor tersebut, Sony mengaku tidak ingin terbuai. Dia menilai, pertemuan tersebut sudah cukup lama, sehingga dia tidak berani sesumbar bisa menambah rekor apiknya. Apalagi, di ajang ini Tago ditempatkan sebagai unggulan dua.

“Sekarang Tago banyak mengalami kemajuan, prestasinya juga meningkat dibandingkan pertemuan terakhir kami dulu, sudah lama juga saya tidak bertemu dia. Dibandingkan Sasaki, Tago memiliki teknik yang lebih bagus ” ujar Sony dikutip situs resmi PBSI.

Selain Sony, Indonesia diketahui masih punya tiga wakil lain yang masih eksis di semifinal. Di nomor ganda campuran, pasangan Praveen Jordan/Vita Marissa akan berhadapan dengan unggulan dua asal Denmark, Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen.

Di nomor ganda putri, Vita Marissa yang berpasangan dengan Aprilsasi Putri akan berhadapan dengan Bao Yixin/Tian Qing asal China yang menempati unggulan lima. Terakhir, ganda putra, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan juga akan berhadapan dengan pasangan China, Chai Biao/Liu Xiaolong. (acf)

0 komentar:

Posting Komentar